Laila Ganjar Qadarwati Bintang merupakan benda angkasa selain matahari, yang bersinar di malam hari. Bintang akan mengalami perubahan sesuai dengan usianya. Perubahannya memerlukan waktu yang sangat lama, bisa sampai jutaan bahkan milyaran tahun. Sangat-sangat lama bukan ? Jika dilihat dari dekat, bentuk bintang seperti bola besar yang terdiri dari berbagai gas yang memiliki panas dan memancarkan cahaya. Lalu, dari mana datangnya bintang dan apa yang terjadi ketika usia bintang menjadi bertambah? Jika ingin tahu jawabannya, silahkan lanjutkan membaca artikel ini... Bagaimana Bintang Terbentuk ? Galaksi terdiri dari awan-awan yang berisi debu dan gas, sama seperti bintang. Di dalam awan-awan galaksi itulah awal dari munculnya sinar-sinar bintang. Gas yang terkumpul dalam awan-awan tersebut (sebagian besar adalah hidrogen) terdorong bersama-sama ke sebuah awan lainnya. Lalu awan ini mulai berputar. Atom-atom gas mulai bergesakan satu sama lain, semakin lama semakin cepat. Hal ini membuat energi panas. Awan tersebut menjadi panas dan semakin panas. Dan akhirnya, terjadilah kejadian yang disebut "nuclear fusion" (perpaduan/penyatuan nuklir). Awan tersebut menjadi bersinar. Nah, awan tersebut yang sering disebut sebagai "protostar" inilah yang merupakan bentuk awal dari sebuah bintang. Karena letak bintang yang sangat jauh dari bumi, maka bintang hanya terlihat seperti titik cahaya. Karenanya, saat ini, sudah ada alat yang dinamakan teleskop, yang bisa melihat benda angkasa lebih jelas. Kemudian, seiring dengan perkembangan teknologi, jarak bintang dan jarak benda angkasa lain sudah dapat diukur dengan "Tahun cahaya" (light year=ly) dan "Parsec" (pc). Satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam satu tahun yaitu 9,4607x1012 km. Satu Parsec adalah sama dengan 3,26 tahun cahaya. Jarak bintang Data di bawah ini adalah 11 bintang terdekat dengan Bumi, yaitu bintang-bintang dalam 3 parsec atau 10 tahun cahaya. Jarak bintang terjauh dalam galaksi diperkirakan 19.325 pc (63.000 tahun cahaya) Warna dan ukuran bintang Sumber : 1002 Fakta dan Data (Elexmedia)
Bintang sering dihubungkan dengan warna (merah, oranye, kuning, biru, putih), perbandingan dan kecermelangannya (kerdil, raksasa, super raksasa). Matahari adalah bintang kerdil berwarna kuning. Bintang biru dan putih lebih panas daripada matahari, tetapi bintang oranye dan merah lebih dingin. Di bawah ini adalah perbandingan ukuran dan kecemerlangan sinar 5 jenis bintang dengan matahari.
Rabu, 25 Februari 2009
Mengenal Bintang
Diposting oleh Ganjar di 22.43 0 komentar
Bagaimana awan terbentuk ?
Oleh Laila ganjar Qadarwati
Jika langit sedang cerah, kita bisa melihat awan di langit. Awan tersebut terlihat seperti kapas-kapas yang sedang terbang di langit. Jika langit sedang cerah, maka awan akan terlihat berwarna putih. Sering kali kita lihat awan putih dengan berbagai bentuk. Kadang-kadang bergumpal-gumpal, kadang tersebar tipis, berbentuk seperti sisik ikan, atau bergaris-garis seperti serat. Sebentar terlihat bergumpal, tak lama kemudian berubah bentuk, bertebaran dibawa angin.
Memang, bentuk awan selalu berubah-ubah mengikuti keadaan cuaca. Sering kali awan berbentuk indah bagaikan lukisan di langit. Lihatlah di puncak gunung yang tinggi, akan terlihat awan yang memayungi gunung itu. Sungguh indah bukan ? Itulah salah satu dari kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya ini. Lalu, kira-kira bagaimana ya awan itu terbentuk ?
Jika matahari bersinar, cahayanya sampai di permukaan bumi, lantas diserap bumi, tumbuhan, tanah, sungai, danau dan laut, sehingga menyebabkan air menguap. Uap air naik ke udara atau atmosfer. Uap air naik semakin lama semakin tinggi karena tekanan udara di dekat permukaan bumi lebih besar dibandingkan di atmosfer bagian atas. Semakin ke atas, suhu atmosfer juga semakin dingin, maka uap air mengembun pada debu-debu atmosfer, membentuk titik air yang sangat halus berukuran 2 - 100 mm (1 mm = 1 / 1.000.000 meter). Tanpa adanya debu atmosfer, yang disebut aerosol, pengembunan tidak mudah terjadi. Miliaran titik-titik air tersebut kemudian berkumpul membentuk awan.
Bentuk-bentuk Awan
Bentuk awan bermacam macam tergantung dari keadaan cuaca dan ketinggiannya. Tapi bentuk utamanya ada tiga jenis yaitu, yang berlapis-lapis dalam bahasa latin disebut stratus, yang bentuknya berserat-serat disebut cirrus, dan yang bergumpal-gumpal disebut cumulus (ejaan Indonesia: stratus, sirus, dan kumulus).
Di daerah rendah (kurang dari 3.000 m) yang terendah, awan stratus menutupi puncak gunung yang tidak terlalu tinggi. Di daerah rendah tengah, awan berbentuk strato-kumulus, dan yang dekat ketinggian 3.000 m awan berbentuk kumulus. Awan besar dan tebal di daerah rendah disebut kumulo-nimbus berpotensi menjadi hujan, menyebabkan terjadinya guruh dan petir.
Awan pada ketinggian menengah dapat terbentuk di atas gunung yang tingginya lebih dari 3.000 m, membentuk payung di atas puncaknya. Misalnya di atas Gunung Ciremai (3.078 m), di puncak-puncak pegunungan Jaya Wijaya di Irian yang tingginya antara 4.000-5.000 m, bahkan selalu diliputi salju. Demikian juga Gunung Fuji (3.776 m) puncaknya selalu diliputi salju putih cemerlang sangat indah. Pada ketinggian menengah ini dapat terbentuk awan alto-stratus yang berderet-deret, alto kumulus, dan alto-sirus.
Bagaimana dengan awan di daerah tinggi (di atas 6.000 m)? Di sana terbentuk awan siro-stratus yang tampak sebagai teja di sekitar matahari atau bulan. Juga terbentuk awan siro-kumulus yang bentuknya berkeping keping terhampar luas. Juga dapat terbentuk awan sirus yang tipis bertebar seperti asap.
Jenis-jenis awan
- Stratus
Letaknya rendah, berwarna abu-abu dan pinggirnya bergerigi dan menghasilkan hujan gerimis salju. - Kumulus
Letaknya rendah, tidak menyatu / terpisah-pisah. Bagian dasarnya berwarna hitam dan di atasnya putih. Awan ini biasanya menghasilkan hujan - Stratokumulus
Letaknya rendah, berwarna putih atau keabua-abuan. Bentuknya bergelombang dan tidak membawa hujan. - Kumulonimbus
Letaknya rendah sperti menara, berwarna putih dan hitam, membawa badai. - Nimbostratus
Letaknya tidak terlalu tinggi, gelap, lapisannya pekat, bagian bawah bergerigi serta membawa hujan atau salju. - Altostratus
Ketinggian sedang, awan berwarna keabu-abuan, tipis, mengandung hujan. - Altokumulus
Ketinggian sedang, putih atau abu-abu, bergulung-gulung atau melingkar seperti makaroni. - Sirus
Tinggi, putih atau sebagian besar putih seperti sutra tipis, bergaris-garis - Sirostratus
Tinggi, putih seperti cadar, bisa juga seperi untaian, luas menutupi langit - Sirokumulus
Tinggi, tebal, putih, terpecah-pecah, mengandung butir-butir es kecil.
Ketinggian Awan
Berikut ini adalah ketinggian jenis awan utama yang diukur dari bagian dasar
- Stratus, di bawah 450 m
- Kumulus, Stratokumulus dan Kumulonimbus berada di ketinggian 450 - 2000 m
- Nimbostratus, 900 - 3000 m
- Altostratus dan Altokumulus berada di ketinggian 2000 - 7000m
- Sirus, Sirostratus dan Sirokumulus berada di ketinggian 5000 - 13.500 m
Diposting oleh Ganjar di 22.35 0 komentar