Rabu, 18 Maret 2009

Gunung



GUNUNG


Gunung berapi adalah gunung yang terbentuk jika magma dari perut bumi naik ke permukaan. Gunung berapi dapat dikelompokkan menurut itngkat kedahsyatan letusan apakah itu dahsyat ataupun tenang, dan tipe bahan yang dimuntahkan sewaktu meletus. Di kala meletus, gunung berapi mengeluarkan lava, bom gunung berapi, terak,abu, gunung berapi, gas panag dan uap. Bahan yang disemburkan oleh letusan gunung berapi mempunyai sifat-sifat yang tidak dimiliki batuan lain.

Kecuali gunung berapi, gunung-gunung lainnya atau gunung itu terbentuk pada waktu terjadi kerak bumi yang dalam dan luas. Gerakan vertikal ( ke atas dan ke bawah) yang terjadi didalam kerak bumi menyebabkan retakan dan sesar. Pengangkatan tanah sepanjang sesar seperti itu menghasilkan pegunungan atau gunung lipat. Dalam waktu yang lama gunung tinggi yang terkena gaya pelapukan dan pengikisan akan susut menjadi bukit dengan lereng landai.
Bentuk gunung berapi

Tinggi gunung di atas permukaan laut
Tinggi gunung dinyatakan dalam meter di atas permukaan laut; misalnya, 2500 m diatas permukaan laut. Puncak gunung dengan ketinggian 3000 m yang terletak di daerah dengan ketinggian 1000 m di atas permukaan laut, bila diukur dari kaki hingga puncaknya, sebenarnya berketinggian 2000 m.
Pegunungan lipat terbentuk bila massa strata sedimen yang besar terlipat oleh tekanan dari dlam kerak bumi. Karena proses pelipatan, lebar strata sedimen menciut, sedangkan tebalnya bertambah. Lipatan strata sedimen yang terlipat keatas disebut lipatan atas atau antiklin. Yang terlipat ke bawah disebut lipatan bawah atau sinklin.

Pegunungan yang dihasilkan oleh pengangkatan kerak bumi, khususnya sepanjang garis sesar atau garis retakan, dinamakan pegunungan bungkah atau horst.
Pegunungan residu terjadi bila pengunungan yang tinggi dikikis dan diauskan oleh angin dan hujan dalam jangka waktu lama.

Puncak gunung yang baru terbentuk lazimnya licin dan halus. Bila terkikis hujan dan terkena pelapukan angin dalam jangka waktu lama, puncak itu menjadi kasar. Pada usia tua, sebagai akibat pelapukan dan pengikisan itu akhirnya pegunungan itu susut menjadi permukaan yang hampir datar, yang disebut peneplain.
Tahap-tahap gunung
Di sekeliling puncak pegunungan tinggi jarang sekali ada tetumbuhan. Banyak lembah dalam terukir oleh kejam angin dan hujan.

Selasa, 10 Maret 2009

Geo-2003






ni anak-anak geografi 2003 waktu ke cilacap


foto di wonogiri




stalagtit dan stayagmit terpentuk karena adanya pelarutan zat kapur yang telah mengalami litifikasi. oya ni fotoku waktu ke gua kapur lho

Rabu, 25 Februari 2009

Mengenal Bintang

Laila Ganjar Qadarwati

Bintang merupakan benda angkasa selain matahari, yang bersinar di malam hari. Bintang akan mengalami perubahan sesuai dengan usianya. Perubahannya memerlukan waktu yang sangat lama, bisa sampai jutaan bahkan milyaran tahun. Sangat-sangat lama bukan ? Jika dilihat dari dekat, bentuk bintang seperti bola besar yang terdiri dari berbagai gas yang memiliki panas dan memancarkan cahaya. Lalu, dari mana datangnya bintang dan apa yang terjadi ketika usia bintang menjadi bertambah? Jika ingin tahu jawabannya, silahkan lanjutkan membaca artikel ini...

Bagaimana Bintang Terbentuk ?

Galaksi terdiri dari awan-awan yang berisi debu dan gas, sama seperti bintang. Di dalam awan-awan galaksi itulah awal dari munculnya sinar-sinar bintang. Gas yang terkumpul dalam awan-awan tersebut (sebagian besar adalah hidrogen) terdorong bersama-sama ke sebuah awan lainnya. Lalu awan ini mulai berputar. Atom-atom gas mulai bergesakan satu sama lain, semakin lama semakin cepat. Hal ini membuat energi panas. Awan tersebut menjadi panas dan semakin panas. Dan akhirnya, terjadilah kejadian yang disebut "nuclear fusion" (perpaduan/penyatuan nuklir). Awan tersebut menjadi bersinar. Nah, awan tersebut yang sering disebut sebagai "protostar" inilah yang merupakan bentuk awal dari sebuah bintang.

Karena letak bintang yang sangat jauh dari bumi, maka bintang hanya terlihat seperti titik cahaya. Karenanya, saat ini, sudah ada alat yang dinamakan teleskop, yang bisa melihat benda angkasa lebih jelas. Kemudian, seiring dengan perkembangan teknologi, jarak bintang dan jarak benda angkasa lain sudah dapat diukur dengan "Tahun cahaya" (light year=ly) dan "Parsec" (pc). Satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam satu tahun yaitu 9,4607x1012 km. Satu Parsec adalah sama dengan 3,26 tahun cahaya.

Jarak bintang

Data di bawah ini adalah 11 bintang terdekat dengan Bumi, yaitu bintang-bintang dalam 3 parsec atau 10 tahun cahaya. Jarak bintang terjauh dalam galaksi diperkirakan 19.325 pc (63.000 tahun cahaya)

  1. Proxima Centauri : 1,31 pc (4,28 tahun cahaya)
  2. Alpha Centauri A : 1,34 pc (4,35 tahun cahaya)
  3. Alpha Centauri B : 1,34 pc (4,35 tahun cahaya)
  4. Barnard's Star : 1,8 pc (5,8 tahun cahaya)
  5. Wolf 359 : 2,3 pc (7,6 tahun cahaya)

  6. Lalande 21185 : 2,5 pc (8,1 tahun cahaya)
  7. Sirius A : 2,65 pc (8,7 tahun cahaya)

  8. Sirius B : 2,65 pc (8,7 tahun cahaya)
  9. UV Ceti A : 2,7 pc (8,8 tahun cahaya)

  10. UV Ceti B : 2,7 pc (8,8 tahun cahaya)
  11. Ross : 154 pc (9,5 tahun cahaya)

Warna dan ukuran bintang


Bintang sering dihubungkan dengan warna (merah, oranye, kuning, biru, putih), perbandingan dan kecermelangannya (kerdil, raksasa, super raksasa). Matahari adalah bintang kerdil berwarna kuning. Bintang biru dan putih lebih panas daripada matahari, tetapi bintang oranye dan merah lebih dingin. Di bawah ini adalah perbandingan ukuran dan kecemerlangan sinar 5 jenis bintang dengan matahari.



  1. Sirius B : putih kerdil, garis tengahnya 1/100 garis tengah matahari, kecemerlangannya 1/400 dari matahari
  2. Barnard's Star : merah kerdil, garis tengahnya 1/10 garis tengah matahari, kecemerlangannya 1/2000 dari matahari
  3. Matahari : kuning kerdil
  4. Capella : kuning raksasa, garis tengahnya 16 kali garis matahari, kecemerlangannya 150 kali kecemerlangan matahari
  5. Ringel : biru-putih raksasa, garis tengahnya 80 kali garis tengah matahari, kecemerlangannya 60.000 kali kecemerlangan matahari
  6. Betelgeux : merah sangat raksasa, garis tengahnya 300-400 kali garis tengah matahari, kecemerlangannya 15.000 kali kecemerlangan matahari

Sumber : 1002 Fakta dan Data (Elexmedia)

Bagaimana awan terbentuk ?

Oleh Laila ganjar Qadarwati

Jika langit sedang cerah, kita bisa melihat awan di langit. Awan tersebut terlihat seperti kapas-kapas yang sedang terbang di langit. Jika langit sedang cerah, maka awan akan terlihat berwarna putih. Sering kali kita lihat awan putih dengan berbagai bentuk. Kadang-kadang bergumpal-gumpal, kadang tersebar tipis, berbentuk seperti sisik ikan, atau bergaris-garis seperti serat. Sebentar terlihat bergumpal, tak lama kemudian berubah bentuk, bertebaran dibawa angin.

Memang, bentuk awan selalu berubah-ubah mengikuti keadaan cuaca. Sering kali awan berbentuk indah bagaikan lukisan di langit. Lihatlah di puncak gunung yang tinggi, akan terlihat awan yang memayungi gunung itu. Sungguh indah bukan ? Itulah salah satu dari kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya ini. Lalu, kira-kira bagaimana ya awan itu terbentuk ?

Jika matahari bersinar, cahayanya sampai di permukaan bumi, lantas diserap bumi, tumbuhan, tanah, sungai, danau dan laut, sehingga menyebabkan air menguap. Uap air naik ke udara atau atmosfer. Uap air naik semakin lama semakin tinggi karena tekanan udara di dekat permukaan bumi lebih besar dibandingkan di atmosfer bagian atas. Semakin ke atas, suhu atmosfer juga semakin dingin, maka uap air mengembun pada debu-debu atmosfer, membentuk titik air yang sangat halus berukuran 2 - 100 mm (1 mm = 1 / 1.000.000 meter). Tanpa adanya debu atmosfer, yang disebut aerosol, pengembunan tidak mudah terjadi. Miliaran titik-titik air tersebut kemudian berkumpul membentuk awan.

Bentuk-bentuk Awan

Bentuk awan bermacam macam tergantung dari keadaan cuaca dan ketinggiannya. Tapi bentuk utamanya ada tiga jenis yaitu, yang berlapis-lapis dalam bahasa latin disebut stratus, yang bentuknya berserat-serat disebut cirrus, dan yang bergumpal-gumpal disebut cumulus (ejaan Indonesia: stratus, sirus, dan kumulus).

Di daerah rendah (kurang dari 3.000 m) yang terendah, awan stratus menutupi puncak gunung yang tidak terlalu tinggi. Di daerah rendah tengah, awan berbentuk strato-kumulus, dan yang dekat ketinggian 3.000 m awan berbentuk kumulus. Awan besar dan tebal di daerah rendah disebut kumulo-nimbus berpotensi menjadi hujan, menyebabkan terjadinya guruh dan petir.

Awan pada ketinggian menengah dapat terbentuk di atas gunung yang tingginya lebih dari 3.000 m, membentuk payung di atas puncaknya. Misalnya di atas Gunung Ciremai (3.078 m), di puncak-puncak pegunungan Jaya Wijaya di Irian yang tingginya antara 4.000-5.000 m, bahkan selalu diliputi salju. Demikian juga Gunung Fuji (3.776 m) puncaknya selalu diliputi salju putih cemerlang sangat indah. Pada ketinggian menengah ini dapat terbentuk awan alto-stratus yang berderet-deret, alto kumulus, dan alto-sirus.

Bagaimana dengan awan di daerah tinggi (di atas 6.000 m)? Di sana terbentuk awan siro-stratus yang tampak sebagai teja di sekitar matahari atau bulan. Juga terbentuk awan siro-kumulus yang bentuknya berkeping keping terhampar luas. Juga dapat terbentuk awan sirus yang tipis bertebar seperti asap.

Jenis-jenis awan

  1. Stratus
    Letaknya rendah, berwarna abu-abu dan pinggirnya bergerigi dan menghasilkan hujan gerimis salju.
  2. Kumulus
    Letaknya rendah, tidak menyatu / terpisah-pisah. Bagian dasarnya berwarna hitam dan di atasnya putih. Awan ini biasanya menghasilkan hujan
  3. Stratokumulus
    Letaknya rendah, berwarna putih atau keabua-abuan. Bentuknya bergelombang dan tidak membawa hujan.
  4. Kumulonimbus
    Letaknya rendah sperti menara, berwarna putih dan hitam, membawa badai.
  5. Nimbostratus
    Letaknya tidak terlalu tinggi, gelap, lapisannya pekat, bagian bawah bergerigi serta membawa hujan atau salju.
  6. Altostratus
    Ketinggian sedang, awan berwarna keabu-abuan, tipis, mengandung hujan.
  7. Altokumulus
    Ketinggian sedang, putih atau abu-abu, bergulung-gulung atau melingkar seperti makaroni.
  8. Sirus
    Tinggi, putih atau sebagian besar putih seperti sutra tipis, bergaris-garis
  9. Sirostratus
    Tinggi, putih seperti cadar, bisa juga seperi untaian, luas menutupi langit
  10. Sirokumulus
    Tinggi, tebal, putih, terpecah-pecah, mengandung butir-butir es kecil.

Ketinggian Awan

Berikut ini adalah ketinggian jenis awan utama yang diukur dari bagian dasar

  1. Stratus, di bawah 450 m
  2. Kumulus, Stratokumulus dan Kumulonimbus berada di ketinggian 450 - 2000 m
  3. Nimbostratus, 900 - 3000 m
  4. Altostratus dan Altokumulus berada di ketinggian 2000 - 7000m
  5. Sirus, Sirostratus dan Sirokumulus berada di ketinggian 5000 - 13.500 m

Jumat, 13 Februari 2009

Sejarah Perkembangan Muka Bumi

Rata Penuh

Sejarah Perkembangan Muka Bumi
Pengertian
Bumi terbentuk dimulai 4.60.000.000 tahun yang lalu dan mengalami beberapa perkembangan samapi terbentuk seperti saat ini. Pada awal terbentuknya, bumi masih berupa bola api yang mengalami akulasi panas akibat kontraksi gravitasi peluruhan radioaktif dan hujan mikroit. Masa tersebtu disebut masa Arkeozaikum yang berakhir 2.500.000.000 tahun yang lalu. Selanjutnya, inti bumi yang merupakan cairan besi dan nikel memisahkan diri dari mantel bumi. Penguapan besar-besaran gas dari dalam bumi bersama-sama dengan hidrogen dan helium membentuk atmosfer positif yang kemudian menyebabkan proses pendinginan bagian secara berangsur-angsur membentuk kerak bumi.
Masa Arkeozoikum merupakan awal pembentukan batuan kerak bumi yang berkembang menjadi protokinten. Batuan masa ini ditemukan dibagian dunia yang berumur 3.800.000.000 tahun yang lalu. Pada masa ini pula tercatat sebagai awal munculnya kehidupan primitif di dalam samudra yang berupa ganggang dan bakteri yang dibuktikan dengan ditemukan posil Iyanobacteria dan Stromatin (3.500.000.000 tahun).
Masa protozoikum (2,5 milyar – 590 juta tahun yang lalu). Masa ini mulai terjadi perkembangan hidrosfer dan atmosfer serta dimulainya kehidupan yang lebih kompleks. Masa Arkeizonikum dan Protozoikum dikenal dengan masa Prokambium.
Masa Paleozonikum dibagi menajdi 6 zaman sebagai berikut :
1. Zaman Kambrium (590 juta – 500 juta tahun yang lalu)
Bumi masih berbentuk lautan penuh dengan daratan yang disebut dengan Ondwana yang merupakan cikal bakal pulau / negara India, Afrika, sebagian Asia, AustraliaAntartika danlain-lain.
2. Zaman Ordovisium (500 juta – 440 juta tahun yang lalu)
Daratan Gonswana masih menutupi celah-celah samudra, meluapnya samudra dan terjadinya zaman es adalah peristiwa yang terjadi pada masa ini.
3. Zaman Selur (440 juta – 410 juta tahun yang lalu)
Terjadi pembentukan kereta pegunungan yang melintasi daerah yagn sekarang kita kenal sebagai daerah Skandinavia, Skotlandia dan pantai Amerika Utara.
4. Zaman Devon (410 juta -360 juta tahun yang lalu)
Menyurutnya samudra hingga menyebabkan benua raksasa Gondwana daerah Eropa Timur dan Greenland terjadi pada masa ini.
5. Zaman Karbon Kwali (360 juta – 260 juta tahun yang lalu)
Terjadinya penyatuan benua dan membentuk daratan yang iklim daerahnya tergantung pada letak geografis dan astronomisnya masing-masing.
6. Zaman Perme (260 juta – 250 juta tahun yang lalu)
Benua pangea bergabung bersama membentuk daratan, air mulai menyurut karena terjadi pembentukan di daerah Antartika dan Afrika yang menyebabkan terjadinya iklim kering gurun pasir di daerah utara.
Masa Mesozoikum terbagi 3 zaman sebagai berikut :
1. Zaman Tiras (250 juta – 210 juta tahun yang lalu)
Benua Pangea bergerak ke arah utara dan daerah gurun terbentuk lembaran es di daerah selatan mulai mencair ke celah-celah antar benua mulai terbentuk di Pangea.
2. Zaman Jura (210 juta – 140 juta tahun yang lalu)
Benua Pangea terpecah yaitu darata yang sekarang dikenal sebagai Amerika Utara memisahkan diri dari daratan Afrika. Selain itu, daratan Amerika Selatan memisahkan diri dari daratan Antartikan dan Australia.
3. Zaman Kapur (140 juta – 65 juta tahun yang lalu)
Negara India terlepas dari Afrika daratan utamanya menuju daerah Asia dan terbentuklah iklim sedang di daerah India.
Masa Konozoikum menjadi 6 zaman yaitu :
1. Kala Paleosin (67 juta – 56,7 juta tahun yang lalu)
Awal munculnya pemakan rumput, primata, burung dan sebagian reptil. Kala ini ditandai dengan kegiatan magma secara intensif, busur lava yang besar dan hujan meteroid.
2. Kala Eosen (56,7 juta – 35,5 juta tahun yang lalu)
Daerah Afrika menabrak daerah Eropa dan daerah India masih bergerak menuju daerah Asia, mengangkat pegunungan Alpen dan pegunungan Himalaya. Tekanan antara benua membentuk cekungan samudra melebar yang menyebabkan permukaan air laut merendah.
3. Kala Oligasen (35,5 juta – 24 juta tahun yang lalu)
Daratan kian lua, lautan menyempit, pergerakan kerak benua terjadi secara luas di daerah Amerika dan daerah Eropa mulailah terbentuk pada kala Oligosen ini.
4. Kala Miosen (24 juta – 5 juta tahun yang lalu)
Pada kala ini padang rumput semakin meluas, hutan semakin berkurang.
5. Kala Pliosen (5 juta – 1,8 juta tahun yang lalu)
Sejumlah besar tumbuhan habis karena cuaca yang semakin dingin.
6. Kala Plestosen (1,8 juta – 0,01 juta tahun yang lalu)
Kala ini dikenal sebagai zaman es karena pada zaman ini terjadi beberapa kali Glasisasi. Pada zaman ini sebagian besar daerah Eropa, Amerika, Utara, Asia Utara ditutupi oleh es, begitu pula pegunungan Alpen, Himalaya dan Cherpathia, iklim bumi benar-benar lebih hangat.

2.2.2 Ciri-ciri Atmosfer dan Manfaatnya
Atmosfer berasal dari kata Atmos yang berarti uap atau gas dan spahira atau Sphere yang berarti bola jadi, atmosfer adalah masa udara yang menyelimuti bulatan bumi. Atmosfer ini penting untuk melindungi bumi dari pemanasan dan pendinginan yang berlebihan serta meteor-meteor dan sebagainya.
Di dalam atmosfer terdiri dari gas-gas atau zat-zat yang makin tinggi lapisan udara itu makin tipis. Unsur utama yang dominan adalah nitrogen ((N2) sebanyak 78 %, oksigen (O2) 21 %, Argon (Ar) 1 %dan karbondioksida (CO2) 0,03 %.
Nitrogen (N2) dalam atmosfer merupakan unsur yang tidak mudah bergabung dengan unsur lain, sehingga hanya sedikit yang dimanfaatkan oleh tanah dan tumbuh-tumbuhan. Sementara itu oksigen (O2) merupakan unsur yang aktif dan mudah bersenyawa dengan unsur lain. Hal ini dapat dilihat dalam proses pelapukan oksigen pada tanah dan dimanfaatkan untuk bernafas pada mahluk hidup.
Argon merupakan unsur yang tidak begitu penting dalam proses alam karbondioksida (CO2) meskipun sedikit merupakan unsur yang snagat penting karena sangat menyerap panas matahari yang berguna bagi tumbuh-tumbuhandan proses fotosintesis yaitu mengubah zat mata menjadi karbohidrat.
Atmosfer mempunyai lapisan-lapisan yang meliputi sebagai berikut :
1. Troposfer (troposphere)
a. Ketinggiannya tidak sama yaitu sebagai berikut :
1) di daerah kutub tingginya antara 0 – 8 km dml (dari muka bumi)
2) di daerah khatulistiwa, tingginya antara 0 – 16 km dml
3) tinggi rata-rata lebih kurang 12 km dml
b. Masa udara didilapisi paling rapat. Kandungan zat dan gas paling kompleks, lebih kurang 80 % dan kandungan zat serta gas seluruhnya terdapat di lapisan trosfer.
c. Karakteristik suhu di lapisan ini makin tinggi udara yangnaik suhu udaranya semakin rendah sampai zona suhu terendah batas trosfer dengan stratosfer mencapai 600 C. Lapisan masa udara terdingin inilah disebut zona tropopause. Sebaliknya geraak masaudara naik setiap 100 meter, suhu turun rata-rata 50 C. berdasarkan karakteristik suhu udara inilah troposper menjadi ruang tempat terbentuknya proses cuaca yang berpengaruh terhadap kehidupan mahluk hidup di permukaan bumi. Proses-proses cuaca seperti hujan, angin, awan dan sebagainya terjadi pada lapisan ini.
2. Atratosfer (stratosphere)
a. Ketinggiannya antara 15 – 55 km di muka laut.
b. Masa udara di lapisan ini tidak serapat masa udara di lapisan troposfer. Di lapisan bagian atas yaitu di sekitar batas stratosfer dengan mesofer (zona stratopause) merupakan konsentrasi gas ozon (O2) paling besar. Konsentrasi gas ozon di lapisan ini berfungsi sebagai pelindung bumi karena unsur-unsur matahari, seperti sinar gamma, sinar x, untraviolet dan infra merah dinetralisir oleh O3. oleh karena itu, unsur-unsur radiasi matahari sampai ke permukaan bumi tidak membahayakan kehidupan mahluk hidup.
c. Suhu udara dari tropopause samapi stratopause meningkat dari 620 C hingga mencapai 00 C akan tetapi dan stratopause terus menurun sampai -10 0 C di zona misofer.
3. Mesoder (mesosphere)
a. Ketinggiannya antara 55 – 75 km
b. Suhu udara di lapisan inimenurun tajam hingga mencapai -1000 C. Batu-batu meteorit yang bergerak berasal dari ekssosfer menembus atmosfer (akibat gravitasi bumi). Dilapisan mesofer batu meorit dihimpit oleh masa udara yang dingin. Akibatnya, terbakar dan hancur sebelum menyentuh muka bumi jadi, mesofer berfungsi sebagai pelindung bumi dari benturan-benturan batuan meteorit.
4. Termosfer (thermosphere)
a. Ketinggiannya dari 75 km sampai ketinggian yang belum diketahui.
b. Lapisan paling bawah dari termosfer ini disebut dengan ionosfer. Di lapisan ionosfer ini ketinggiannya antara 75 – 375 km dan merupakan ruang tempat proses ionisasi atau pembentuakn gas ion yang bermuatan listrik positif. Akibatnya, suhu di lapisan ini tinggi. Pada ketinggian 375 km suhunya naik sampai 1.0100 C dan pada ketinggian 480 km suhunya mencapai 12000 C. Di lapisan ini aurora (cahaya kutub) terlihat bergemerlap.

2.2.3 Bentuk Muka Bumi
Bentuk muka bumi ini tidak rata atau bergelombang, terdiri dari daratan dan dasar laut. Dasar lautan adalah muka bumi yang lebih rendah daripada daratan. Dasar lautan menjadi tempat menggenangnya air.
a. Bentuk muka Bumi di Daratan
Daratan adalah bentuk muka bumi yang timbul di atas permukaan laut atau lautan. Daratan tersebut berupa benua danpulau. Ketinggiannya 0 meter – 9.000 meter dari permukaan laut.
1) Daratan rendah pantai, tingginya antara 0 m – 200 m diatas permukaan laut.
2) Daratan tinggi, meliputi sebagai berikut :
 Pegunungan rendah, tingginya antara 201 m – 500 m diatas permukaan laut
 Pegunungan menegah, tingginya antara 501 m – 1.500 diatas permukaan laut
 Pegunungan tinggi, tingginya lebih dari 1500 m diatas permukaan laut.
 Gunung yaitu bagian dari puncak pegunungan yang tingginya beragam. Gunung-gunung berpuncak tinggi umumnya dijumpai di daerah pegunungan tinggi dan dijumpai di pegunungan menengah.
 Lembah, ngarai, bukit dan plato. Lembah adalah bagian permukaan bumi yang rendah, letaknya diantara lereng-lereng kaki pegunungan, gunung atau bukit. Lembah yang curam, dalam, dan memanjang disebut ngarai atau cayon. Disepanjang ngarai, hampir selalu terdapat sungai. Negara sering dijumpai di daerah muka bumi bentuk grabon. Grabon terbentuk dibagian puncak pegunungan lipatan yang patahdi Indonesia graben banyak dijumpai di bagian-bagian pegunungan misalnya patahan semangko Usumatera) yang panjangnya 1650 km.
Bukit adalah gunung kecil disebut juga perbukitan umum terdapat di sekitar lokasi pegunungan rendah dan pegunungan menengah. Plato (plateu) adalah bagian muka bumi yang relatif datar dan tingginya melebihi 700 m di atas permukaan laut.

b. Daratan dan potensinya bagi kehidupan
Setiap ragam bentuk daratan mempunyai fungsi atau potensi menopang kehidupan manusia. Lebih-lebih jika bentang daratan ini memiliki iklim yang baik, seperti di bumi nusantara kita. Iklim dikatakan baik apabila curah hujannya cukup banyak dan temperatur udara sedang. Dengan demikian memungkinkan tumbuh suburnya aneka jenis tumbuh-tumbuhan serta hidupnya aneka jenis hewan. Iklim dikatakan kurang baik jika temperatur udara terlampau rendah (sangat dingin) atau terlampau tinggi dan jarang sekali turun hujan.
Daratan pulau- pulau di Indonesia terbentuk lahan asal struktural dan lahan asal vulkanik. Indonesia beriklim laut muson tropik yang bersuhu tinggi dan bercurah hujan banyak. Akibatnya bagian terluas daratan pulau-pulau tertutup vegetasi yang berpopulasi besar.

2.2.4 Bentuk-bentuk Batuan pada Proses Permukaan Bumi
Bentuk batuan pada proses permukaan bumi, dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
a. Batuan beku ialah batuan yagn terjadi karena magma yang berupa zat cair pijar mengalami pendinginan dan menjadi beku
1. Batuan beku dalam (plutonik atau abisik), tempat pembekuan di saluran magma di bagian dalam trosfer (di dalam bumi).
2. Batuan beku yang atau kordio, tempat pembekuannya di saluran magma (diatrema).
3. Batuan beku luar atau lelehan, tempat pembekuannya permukaan bumi.

Tabel contoh batuan beku
Batuan beku dalam Batuan beku gang / kerok Batuan beku luar
Diorit
Diorit kwarsa
Gabro
Granit
Sieris Aplidioris
Apli-Spessafer
Odinit
Porfit – diorit
Porfit – granit
Porfit – sierit Andesis
Basalt
Batu apung
Daasit
Uparis
Trachis

b. Batuan Sedimen (endapan) ialah batuan yang diangkut oleh aliran air, angin atau cairan gletser kemudian diendapkan di tempat ini. Akibat proses diagenesis (gaya kimia dan fisis) batuan sedimen menjadi keras.
Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen dibagi menjadi 3 bagian yaitu sebagai berikut :
1) Batuan sedimen klasik, yaitu sedimen yang susunan kimianya sama dengan bahan asal. Ketika diangkut hanya mengalami penghancuran dari besar menjadi kecil misalnya, kerikil, pasir, lumpur (berasal dari batu-batu besar di gunung, masuk ke sungai lalu terbawa air dan saling membentuk dan akhirnya menjadi kecil, susunan kimianya masih sama dengan batuan asal).
2) Batuan sedimen kimiawi, yaitu sedimen yang terjadi karena proses kimia pelarutan, penguapan dan oksidasi. Misalnya batu gamping (CaCO2) menjadi larutan air kapur (HCO3) yang disebabkan oleh air hujan yang mengandung CO2.
3) Batuan sedimen organik, yaitu sedimen yang terjadi selama proses pengendapannya mendapat bantuan dari organisme, yaitu bisa rumah atau bangkai binatang laut yang tertimbun di dasar laut, seperti kerang, terumbu karang, turang belulang, kotoran burung (guano) yang menggunung di perut dan lapisan humus di hutan.
Berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya batuan sedimen dibagi menjadi 4 yaitu :
1) Batuan sedimen aeolik (aerik) adalah batuan sedimen yang terbentuk oleh tenaga angin yang mengangkutnya dan diendapkan di tempat lain. Misalnya tanah las.
2) Batuan sedimen akualik adalah batuan sedimen yang terbentuk oleh tenaga air mengalir yang mengangkutnya dan diendapkan di tempat lain, misalnya breksi dan konglonurat.
3) Batuan sedimen glasial adalah batuan sedimen yang terbentuk oleh tenaga gletser (es) yang mengangkutnya dan diendapkan di tempat lain, misalnya morena yang berasal dari lelereng gunung yang terbawa gletser dan diendapkan di kaki gunung.
4) Batuan sedimen marin, yaitu batan sedimen yang terbentuk oleh tenaga air laut (gelombang dan arus) yang mengangkutnya dan diendapkan di tempat lain, misalnya pasir putih dan pasir besi di pantai.
Beberapa macam lingkungan tempat sedimen klestik diendapkan sebagai berikut :
1) Lingkungan aluvial, yaitu lingkungan sungai misalnya endapan pasir di dasar dan keldian dan alur sungai.
2) Lingkungan dulta, yaitu muara sungai misalnya macam-macam delta (pasir dan lumpur)
3) Lingkungan gurun, misalnya gurun pasir
4) Lingkungan glasial (daerah es) misalnya timbunan morena
5) Lingkungan laut dangkal, misalnya sisa organisme laut, terumbu karang dan endapan lumpur dari darat.
c. Bantuan Metamorf (malihan atau berubah sifat) ialah bantuan beku atau sedimen yang telah mengalami perubahan bentuk dan sifat (metamorfosis) penyebabnya adalah suhu atau tekanan yang meningkat dan adanya penanmbahan zat lain ke dalam batuan asal.
Ada beberapa macam metamorfosis yaitu :
1) Metamorfosis termal atau kontak atau sentuh yaitu proses batuan metamorf yang terbentuk karena perubahan suhu misalnya marmer, batu kapur dan antrosit terjadi dari batu bara.
Metamorfosis kemal terdiri :
a. Pyrometamorfosis yaitu proses batuan yang sangat tinggi, misalnya marmer dan anteasit
b. Pneumatolysis, yaitu proses batuan metamorf terbentuk karena gas dari magma yang sedang naik dapat mengubah batuan sekeliling dan bentuk mineral batu misalnya, pembentukan biji timah dan bangka.
c. Hidrotermal, yaitu proses batuan metamorf yang terbentuk karena larutan panas bakar gas yang memprosesnya. Misalnya andesit diubah menjadi propilit.
2) Metamorfosis dinamo, yaitu proses batuan metamorf yang terbentuk karena adanya perubahan tekanan misalnya, batu sabah dan batu bara.
3) Metamorfosis regional, yaitu proses batuan-batuan metamorf yang terbentuk karena faktor suhu dan tekanan yang bekerja bersama-sama misalnya batuan genesis, sabah, dan serpih.

2.3 Kehidupan pada Masa Lampau
2.3.1 Pengertian
Khidupan masa lampau biasa berhubungan dengan sejarah yang berartikan untuk unsur pengertian yaitu sejarah sebagai suatu peristiwa, sejarah sebagai peristiwa, sebagai ilmu serta sebagai seni.
Sejarah sebagai peristiwa adalah sejarah yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat pada masa lampau. Dalam pengertian ini, kata “sesuatu yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat” sangat penting sebab segala sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan hubungan dan kehidupan masyarakat bukanlah sejarah, selanjutnya kata “masa lampau” karena suatu kehidupan atau peristiwa yang terjadi pada hari bukanlah sejarah..
Sejarah sebagai kisah adalah peristiwa sejarah yang dikisahkan kembali atau diceritakan kembali sebagai hasil rekonstruksi atau sejarah (sejarahwan) terhadap sebagai periwtiwa, contohnya sebagai buku hasil penelitian.
Sejarah sebagai ilmu adalah serangkaian langkah (prosedur) yang harus ditempuh oleh peneliti sejarah dalam menyusun kembali (merekonstruksi) susunan peristiwa sejarah.
Sejarah sebagai seni yaitu, suatu sejarah yang berkaitan dengan suatu kaidah dankemudahanbahasa. Oleh karena itu seniman-seniman karya sejarah (historyography) tidak hanya dipandang sebagai karya ilmiah, tetapi juga karya seni. Di dalam sejarah terdapat hasil-hasil peninggalan-peninggalan , bagaimana yang disebutkan sebagian peninggalan zaman dulu yang tentunya di museum geologi.

2.3.2 Jenis-jenis Hasil Peninggalan pada Zaman Sejarah (masa lampau)
Di Museum Geologi ini terdapat berbagai hasil-hasil peninggalan zaman sejarah (masa lampau) diantaranya fosil dan benda-benda hasil peninggalan zaman dulu.
a. Fosil
Di Museum Geologi terdapat fosil manusia purba serta fosli mahluk hidup lainnya. Fosli manusia purba yang ada disini yaitu :
1. Meganehtropus Palaeojavanicus
Perawakan Megantropus Paleojavanicus diperkirakan tegap, diperkirakan masif dengan tulang pipi tebal tonjokannya belakang kepala yang tajam serta tempat pelekatan yang besar bagi otot-otot tengkuh yang kuat. Dengan gerakan yang besar, maka permukaan tengah banyak kerutan-kerutan dengan gigi yang sangat kuat.
2. Phylecanthropus Erectus
Fosil ini banyak ditemukan di Indonesia. Tinggi badan diperkirakan antara 165 – 180 cm dengan tubuh dan anggota badan yang tegap, mukanya memiliki tonjolan kuning yang kua, hidung yang lebar dengan belakang kepala menyudut, isi tengkorak berkisar antara 750 – 100 cm.
3. Homosapiens
Jenis Homosapiens memiliki ciri yang lebih maju dengan Phytecanthropus erectus. Berjalan dan berdiri tegak serta lebih sempurna, tinggi badannya antara 130 – 210 cm, mulanya datar dan lebar, akar hidung lebar dan bagian mulutnya agak sedikit menonjol, dahi membulat serta tinggi, sementara bagian belakang tengkorak juga membulat dengan rahang dan gigi mengecil dan lidah terlalu menonjol ke bagian depan. Volume tengkorak rata-rata antara 1350 – 1450 cm.
Disini juga terdapat fosil hewan dan tumbuhan diantaranya :
1. Elephas Maximus
2. Bovid
3. Corvus 59 B
4. Fosil daun
5. Cypirinis Carpio
6. Phyton Retigulanus
Akan tetapi tidak kami jelaskan, hanya sebagian diantaranya :
1. Fosil Phyton Reugulatius, dan
Fosil ini merupakan fosli ular yang ditemukan di Indonesia, Ciharaman kabupaten Bandung. Diameter 5 m. Morfologinya mendekati jenis phyton rehtulatus, diperkirakan umurnya 30.000 - 40.000 tahun yang lalu.
2. Elephand Maximus
Fosil gajah yang rahang bawahnya merupakan terlengkap jenisnya di Indonesia (saudara imam) pada waktu menggali sumur di rumahnya 16 Mei 2002 (teredap dalam batu pasir konglomerat 20.000 – 30.000 tahun yang lalu.

b. Alat atau Benda pada Masa Lampau
Pada masa lalu manusia mempunyai berbagai alat yang digunakan sebagai kehidupannya sehari-hari yaitu :
1) Alat batu, yaitu suatu alat yang terbuat dari bebatuan. Ragam alat batu diantaranya :
a. Kapak Penimbas (Chopper)
b. Serut genggam (Sropper)
c. Kapak penerak (Chopping tool)
d. Pahat genggam (hand adec)
e. Kapak genggam awai (Proto hand axe)
2) Alat serpih
Adalah perkakas yang digunakan sebagai pisau, gurdi atau penusuk. Alat ini digunakan sebelum mengenal tulisan yakni digunakan sebagai mengupas, memotong atau juga menggali sejenis umbi-umbian.
3) Alat tulang
Adalah perkakas yang bahan dasarnya terbuatdari tulang binatang. Tulang-tulang ini dibentuk dari tulang hewan hasil buruan, biasanya sebelum digunakan sebagai alat biasa dibentuk sesuai kebutuhan.

Batuan di Muka Bumi

Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah : batuan beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.

Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite

lilgabbro8.jpglilgranite3.jpgbasalt2.jpglildacite5.jpg

Batuan sediment atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan sediment ini bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik. Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Batuan sediment kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu garam (salt). Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batugamping terumbu.

lilconglomerate2.jpglilhalite5.jpglilredsandstone7.jpg

Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi.

lilslate3.jpglilwhitemarble2.jpg

Proses-proses tersebut berlangsung sepanjang waktu baik di masa lampau maupun masa yang akan datang. Kejadian alam dan proses geologi yang berlangsung sekarang inilah yang memberikan gambaran apa yang telah terjadi di masa lampau seperti diungkapkan oleh ahli geologi “JAMES HUTTON” dengan teorinya “THE PRESENT IS THE KEY TO THE PAST”

Referensi :

Kamis, 12 Februari 2009

Hadapi hidupmu dengan ceria dan jangan pernah menyerah

Sadarkah anda apa yang sudah anda kerjakan hari ini, sudah tersenyumkah anda! jika belum tersenyumlah, hadapi dengan senyuman. Aduh kayak grup dewa aja. Tapi g' papa khan. Ada kalanya senyum kita memberikan harapan bagi kehidupan orang, memcairkan kebekuan hati orang lain yang sedang kalut. Anda akan sadar hidup anda berarti jika dengan adanya kita di dunia ini memberikan kehidupan bagi kehidupan orang lain. monyet di sebelah bisa tersenyum kan sekarang, padahal hanya seekor monyet. Monyet aja bisa bikin ketawa apalagi kita,scra kita ken lebih cerdas dari mr monkey gt. Hidup di dunia itu kan cuman sekali so, buatlah menjadi berarti gt guys.
oh ya pernah sakit hati, pasti pernah semua. Kalo bilang g' pernah bo'oong bgt gt. Caranya supaya g' sakit hati maafkanlah orang yang menyakiti hati kita, ya sekalipun dia g' minta maaf gt. Pasti lebih ringan rasanya n qt bisa menjalani hidup dengan lebih tenang gt.
Sudah bersyuklurkah anda hari ini, dengarkanlah desiran angin dan suara dedaunan, karena kuasa Allah mereka memperdengarkan suara alam yang terindah kepada kita. bersyukurlah karena kita masih bisa mendengarnya. Masih banyak mahluk Allah di dunia ini yang tidak bisa mendengarkan suara angin dan dedaunan dengan tenang, rasa takut masih menyelimuti hidup mereka. So gimana! Sudah bisa bersyukur belum???????????????
OK.